http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/issue/feed Jurnal Edukasimu 2024-04-26T10:43:19+00:00 Open Journal Systems <p>Jurnal Edukasimu bertujuan untuk memfasilitasi dan mempromosikan penyebaran informasi ilmiah tentang penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan olahraga dan kesehatan. Artikel-artikel yang dimuat dalam jurnal ini dapat berupa hasil penelitian, pemikiran konseptual, ide, inovasi, best practice, dan resensi buku. Ruang lingkup jurnal ini meliputi bidang topik sebagai berikut:<br />- Model Instruksional<br />- Metode Pengajaran Pendidikan Jasmani<br />- Pengetahuan Konten dan Kurikulum dalam Pendidikan Olahraga<br />- Kesehatan dan Nutrisi<br />- Pengetahuan Anak dan Konten Pendidikan Olahraga<br />- Inovasi dalam Olahraga dan Pendidikan Jasmani</p> http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/261 EFEKTIVITAS MODEL LATIHAN KETTLEBELL TRAINING DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN DAN KEBUGARAN OTOT 2024-04-26T09:29:37+00:00 Maya Puspita mayapuspita066@gmail.com <p>Kettlebell Training telah menjadi metode latihan populer dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efektivitas model latihan Kettlebell Training dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot. Metode latihan ini melibatkan penggunaan beban berbentuk bola dengan pegangan yang berbeda, memungkinkan gerakan yang kompleks dan beragam. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Kettlebell Training efektif dalam melibatkan banyak otot secara bersamaan, meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan kebugaran kardiovaskular. Penelitian ini akan menggunakan metode analisis literatur untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari studi-studi sebelumnya yang telah dilakukan tentang efektivitas Kettlebell Training. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat Kettlebell Training dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot. Dari hasil analisis literatur, dapat disimpulkan bahwa Kettlebell Training memiliki banyak manfaat dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot. Gerakan-gerakan fungsional yang dilakukan dalam Kettlebell Training membantu meningkatkan kekuatan otot secara keseluruhan, sementara latihan kardiovaskular yang terintegrasi dalam gerakan-gerakan tersebut membantu meningkatkan kebugaran kardiovaskular. Selain itu, Kettlebell Training juga efektif dalam meningkatkan kekuatan inti, yang dapat meningkatkan postur tubuh, mengurangi risiko cedera, dan meningkatkan performa athletik. Kesimpulannya, Kettlebell Training adalah metode latihan yang efektif dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot. Metode ini dapat disesuaikan dengan berbagai tingkat kebugaran dan tujuan, menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang ingin meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot mereka.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/270 EFEKTIVITAS MODEL LATIHAN BALLET CONDITIONING DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS DAN KEBUGARAN 2024-04-26T09:41:54+00:00 Indra Setiawan indrasetiawan@gmail.com <p>Latihan Ballet Conditioning telah menjadi populer sebagai metode yang efektif dalam meningkatkan fleksibilitas dan kebugaran. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki efektivitas model latihan Ballet Conditioning dalam meningkatkan fleksibilitas dan kebugaran tubuh. Metode latihan ini menggabungkan gerakan balet dengan latihan kebugaran untuk mencapai tujuan tersebut. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa latihan ini dapat meningkatkan fleksibilitas tubuh, yang merupakan kemampuan sendi untuk bergerak secara penuh dan lancar. Selain itu, latihan Ballet Conditioning juga diketahui dapat meningkatkan kebugaran kardiorespiratori dan kekuatan otot. Hal ini karena latihan ini melibatkan gerakan-gerakan yang membutuhkan kekuatan dan koordinasi yang baik. Dengan meningkatkan kebugaran dan fleksibilitas, latihan Ballet Conditioning dapat membantu dalam meningkatkan performa dalam berbagai aktivitas fisik, serta mencegah cedera. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yang melibatkan pengumpulan dan analisis data dari berbagai sumber literatur yang relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa latihan Ballet Conditioning efektif dalam meningkatkan fleksibilitas dan kebugaran. Namun, perlu diperhatikan bahwa efektivitas latihan ini dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti intensitas latihan, frekuensi latihan, dan kebugaran awal individu. Kesimpulannya, latihan Ballet Conditioning merupakan metode yang efektif dalam meningkatkan fleksibilitas dan kebugaran tubuh. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, penting untuk menjalani latihan ini secara teratur dan dengan pengawasan yang tepat. Studi ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat latihan Ballet Conditioning dan dapat menjadi dasar untuk pengembangan program latihan yang lebih efektif di masa depan.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/269 ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN ATLET KICKBOXING MELALUI SURVEI TES LOUGHBOROUGH INTERMITTENT SHUTTLE TEST 2024-04-26T09:40:47+00:00 Siska Siska siskaramadhani@gmail.com <p>Studi ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebugaran atlet kickboxing melalui survei tes Loughborough Intermittent Shuttle Test (LIST). Kebugaran kardiorespiratori merupakan faktor penting dalam keberhasilan atlet kickboxing, namun belum banyak penelitian yang secara khusus mengkaji kebugaran mereka menggunakan metode LIST. Metode LIST telah terbukti efektif dalam mengukur kebugaran pada berbagai jenis atlet, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tingkat kebugaran atlet kickboxing. Penelitian ini akan melibatkan atlet kickboxing dari berbagai tingkatan kompetisi untuk menjalani tes LIST. Data yang akan dikumpulkan meliputi jarak yang ditempuh oleh masing-masing atlet dan denyut jantung maksimum yang dicapai selama tes. Analisis statistik akan dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kebugaran kardiorespiratori atlet. Diharapkan hasil dari studi ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang tingkat kebugaran kardiorespiratori atlet kickboxing dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Informasi ini dapat digunakan oleh pelatih dan pengurus tim untuk merancang program latihan yang lebih efektif sesuai dengan kebutuhan fisik masing-masing atlet. Selain itu, hasil studi ini juga dapat memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang memengaruhi kebugaran kardiorespiratori pada atlet kickboxing, serta implikasinya terhadap performa mereka dalam pertandingan.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/268 STUDI KOMPARATIF: TINGKAT KEBUGARAN ANTARA ATLET JUDO DAN ATLET KARATE DENGAN METODE TES 6-MINUTE RUN 2024-04-26T09:39:34+00:00 Rudi Santoso rudisantoso@gmail.com <p>Studi ini bertujuan untuk membandingkan tingkat kebugaran kardiorespiratori antara atlet judo dan atlet karate menggunakan metode tes 6-Minute Run. Kebugaran kardiorespiratori adalah faktor penting dalam menentukan performa atlet dalam berbagai olahraga, termasuk judo dan karate. Metode tes 6-Minute Run dipilih karena kemampuannya yang teruji dalam mengukur kapasitas aerobik maksimal atlet dengan cara yang praktis dan dapat diulang. Penelitian ini akan melibatkan atlet judo dan karate dari berbagai tingkatan kompetisi untuk menjalani tes 6-Minute Run. Tes akan dilakukan dengan aturan standar, di mana atlet diharapkan berlari sejauh mungkin dalam waktu enam menit. Data yang akan dikumpulkan meliputi jarak yang ditempuh oleh masing-masing atlet serta denyut jantung maksimum yang dicapai selama tes. Analisis statistik akan dilakukan untuk membandingkan hasil tes antara kedua kelompok atlet. Diharapkan hasil dari studi ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang perbedaan tingkat kebugaran kardiorespiratori antara atlet judo dan karate. Informasi ini dapat digunakan oleh pelatih dan pengurus tim untuk merancang program latihan yang lebih efektif sesuai dengan kebutuhan fisik masing-masing atlet. Selain itu, hasil studi ini juga dapat memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang memengaruhi kebugaran kardiorespiratori pada atlet judo dan karate, serta implikasinya terhadap performa mereka dalam pertandingan.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/267 EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN PADA PEMAIN SOFTBALL DENGAN METODE TES 1.600-METER RUN 2024-04-26T09:37:59+00:00 Desi Lestari desilestari@gmail.com <p>Evaluasi tingkat kebugaran fisik pada pemain softball merupakan bagian penting dari pemantauan kesehatan dan kinerja atlet. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengukur kebugaran kardiorespiratori adalah tes 1.600-Meter Run. Tes ini melibatkan atlet berlari sejauh 1.600 meter dalam waktu yang ditentukan, yang dapat memberikan gambaran yang akurat tentang daya tahan kardiorespiratori atlet. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa tes ini efektif dalam mengukur kebugaran pada berbagai jenis atlet, termasuk pemain softball. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kebugaran pada pemain softball dengan menggunakan metode tes 1.600-Meter Run. Data akan dikumpulkan dari pemain softball yang aktif berlatih dan berkompetisi di tingkat yang berbeda. Parameter yang akan dievaluasi meliputi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tes, denyut jantung maksimum, dan tingkat kelelahan subjektif setelah tes. Analisis data akan dilakukan untuk menentukan hubungan antara hasil tes dan performa atlet di lapangan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang tingkat kebugaran kardiorespiratori pada pemain softball. Informasi ini dapat digunakan oleh pelatih dan pengurus tim untuk merancang program latihan yang lebih efektif untuk meningkatkan kebugaran atlet. Selain itu, pemain juga dapat menggunakan hasil tes ini sebagai motivasi tambahan untuk meningkatkan kondisi fisik mereka dan meningkatkan performa di lapangan. Kesimpulannya, tes 1.600-Meter Run merupakan metode yang efektif dan praktis dalam evaluasi tingkat kebugaran pada pemain softball yang dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kesehatan dan kinerja atlet.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/266 PENGARUH MODEL LATIHAN FUNCTIONAL FITNESS TERHADAP PENINGKATAN TINGKAT KEBUGARAN PADA WANITA DEWASA 2024-04-26T09:36:51+00:00 Heri Setiawan herisetiawan@gmail.com <p>Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh model latihan functional fitness terhadap peningkatan tingkat kebugaran pada wanita dewasa. Functional fitness merupakan pendekatan latihan yang menekankan gerakan fungsional yang mirip dengan aktivitas sehari-hari, seperti angkat, dorong, dan tarik, dengan tujuan meningkatkan kekuatan, keseimbangan, fleksibilitas, dan daya tahan. Peningkatan kebugaran pada wanita dewasa menjadi penting karena faktor penuaan dan penurunan aktivitas fisik yang dapat berdampak negatif pada kesehatan. Pencarian literatur dilakukan melalui database online seperti PubMed, Google Scholar, dan ScienceDirect dengan menggunakan kata kunci "functional fitness", "women", "adults", "fitness level", dan "exercise". Kriteria inklusi untuk studi adalah penelitian yang membahas pengaruh model latihan functional fitness terhadap peningkatan kebugaran pada wanita dewasa. Hasil kajian menunjukkan bahwa model latihan functional fitness memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan tingkat kebugaran pada wanita dewasa. Berbagai studi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kekuatan, keseimbangan, fleksibilitas, dan daya tahan pada wanita dewasa yang menjalani latihan functional fitness secara teratur. Selain itu, latihan ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan secara keseluruhan. Kesimpulannya, model latihan functional fitness merupakan pilihan yang efektif dalam meningkatkan tingkat kebugaran pada wanita dewasa. Latihan ini dapat disesuaikan dengan kondisi fisik dan kebugaran individu, sehingga cocok untuk wanita dewasa dengan berbagai tingkat kebugaran. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas model latihan ini serta efek jangka panjangnya terhadap kesehatan dan kualitas hidup wanita dewasa.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/265 PERBANDINGAN MODEL LATIHAN HIGH-INTENSITY RESISTANCE TRAINING DAN LOW-INTENSITY RESISTANCE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KEBUGARAN 2024-04-26T09:35:33+00:00 Novi Susanti novisusanti783@gmail.com <p>Studi ini bertujuan untuk membandingkan model latihan High-Intensity Resistance Training (HIRT) dan Low-Intensity Resistance Training (LIRT) dalam meningkatkan kebugaran. Kedua model latihan ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal intensitas dan istirahat, yang dapat mempengaruhi hasil latihan. Pembandingan ini penting untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas masing-masing model dalam meningkatkan kebugaran fisik Pencarian literatur dilakukan menggunakan database online seperti PubMed, Google Scholar, dan ScienceDirect dengan kata kunci "High-Intensity Resistance Training", "Low-Intensity Resistance Training", "fitness", dan "exercise". Kriteria inklusi untuk studi adalah penelitian yang membandingkan efek HIRT dan LIRT pada kebugaran fisik, seperti kekuatan otot, daya tahan kardiorespiratori, dan komposisi tubuh. Hasil studi menunjukkan bahwa HIRT cenderung lebih efektif dalam meningkatkan kekuatan otot dan massa otot dibandingkan dengan LIRT. Namun, belum ada konsensus yang jelas tentang efek masing-masing model latihan pada kebugaran kardiorespiratori. Beberapa studi menunjukkan bahwa HIRT dapat meningkatkan kebugaran kardiorespiratori lebih baik daripada LIRT, sementara studi lain menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua model latihan. Kesimpulannya, pemilihan antara HIRT dan LIRT sebaiknya didasarkan pada tujuan dan kebutuhan individu. HIRT mungkin lebih cocok untuk individu yang mencari peningkatan kekuatan otot yang signifikan, sementara LIRT dapat menjadi pilihan yang lebih aman dan mudah diakses untuk individu yang baru memulai latihan resistensi atau memiliki kondisi kesehatan tertentu. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efek jangka panjang dari kedua model latihan ini pada kebugaran fisik secara keseluruhan.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/264 SURVEI TINGKAT KEBUGARAN PADA ATLET PANJAT TEBING DENGAN METODE TES CONCONI TEST 2024-04-26T09:34:19+00:00 Dedi Firmansyah dedifirmansyah@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk melakukan survei tingkat kebugaran pada atlet panjat tebing dengan menggunakan metode tes Conconi Test. Panjat tebing merupakan olahraga yang memerlukan kekuatan, ketahanan, dan keterampilan teknis yang tinggi, sehingga kebugaran kardiovaskular atlet menjadi faktor penting dalam mencapai performa yang optimal. Metode tes Conconi Test digunakan untuk mengevaluasi kebugaran kardiovaskular atlet dengan mengukur laju denyut jantung saat melakukan latihan dengan intensitas bertahap. Studi ini akan melibatkan atlet panjat tebing yang aktif berlatih dan berkompetisi. Mereka akan menjalani tes Conconi Test di laboratorium olahraga yang terkait dengan universitas atau lembaga riset terkait. Pengukuran laju denyut jantung akan dilakukan selama latihan berintensitas bertahap, dan data akan direkam untuk analisis lebih lanjut. Hasil survei ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pelatih dan ahli kebugaran dalam merancang program latihan yang sesuai untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular atlet panjat tebing. Selain itu, data yang diperoleh juga dapat digunakan sebagai dasar untuk memantau perkembangan kebugaran atlet secara teratur dan mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki dalam program latihan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan olahraga panjat tebing, khususnya dalam hal pemahaman tentang kebugaran kardiovaskular atlet dan penggunaan metode tes Conconi Test sebagai alat evaluasi yang efektif.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/263 ANALISIS PENGARUH MODEL LATIHAN MARTIAL ARTS TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN DAN KEKUATAN TUBUH 2024-04-26T09:32:55+00:00 Eka Pratiwi ekapratiwi@gmail.com <p>Seni bela diri, dengan beragam teknik dan filosofi, telah menjadi populer sebagai bentuk latihan fisik dan mental. Salah satu aspek penting dari latihan seni bela diri, atau martial arts, adalah pengembangan kekuatan otot. Latihan seperti pukulan, tendangan, dan teknik grappling membutuhkan kekuatan yang baik dari berbagai kelompok otot. Dengan latihan yang konsisten, para praktisi martial arts dapat mengembangkan kekuatan otot yang signifikan, terutama di area tubuh yang sering digunakan dalam praktik bela diri. Selain itu, latihan martial arts juga dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular. Banyak teknik dalam seni bela diri yang melibatkan gerakan cepat dan berulang, yang dapat meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan kapasitas kardiorespirasi. Dengan demikian, latihan ini dapat membantu meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan memperbaiki sistem kardiovaskular secara keseluruhan. Martial arts juga dapat membantu dalam pengembangan kekuatan inti (core strength). Banyak gerakan dalam seni bela diri melibatkan rotasi, lenturan, dan stabilisasi tubuh yang membutuhkan kekuatan inti yang baik. Dengan latihan yang teratur, praktisi martial arts dapat meningkatkan kekuatan inti mereka, yang dapat membantu dalam meningkatkan postur tubuh, mengurangi risiko cedera, dan meningkatkan stabilitas dan kontrol gerakan. Selain manfaat fisik, latihan martial arts juga dapat memberikan manfaat mental dan emosional. Latihan ini dapat membantu meningkatkan konsentrasi, disiplin, dan kontrol diri, serta membantu mengurangi stres dan meningkatkan kepercayaan diri. Dengan demikian, praktisi martial arts dapat merasakan manfaat yang holistik, baik dari segi fisik maupun mental. Dengan berbagai manfaatnya, analisis mengenai pengaruh model latihan martial arts terhadap peningkatan kebugaran dan kekuatan tubuh menjadi penting untuk memahami potensi penuh dari seni bela diri ini sebagai bentuk latihan fisik dan mental.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/262 PENGARUH MODEL LATIHAN ZUMBA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN PADA PEMULA 2024-04-26T09:31:29+00:00 Yanto Wijaya yantowijaya@gmail.com <p>Zumba telah menjadi salah satu program latihan yang populer di kalangan pemula karena kombinasi antara gerakan tarian yang energik dan musik yang ritmis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh model latihan Zumba terhadap tingkat kebugaran pada pemula. Studi ini melibatkan pemula yang belum memiliki pengalaman dalam Zumba atau jenis latihan aerobik lainnya. Metode latihan Zumba yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sesi latihan selama 60 menit, dua kali seminggu, selama periode 8 minggu. Hasil studi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat kebugaran pemula setelah mengikuti program latihan Zumba selama 8 minggu. Peningkatan ini terlihat dalam berbagai aspek kebugaran, termasuk peningkatan denyut jantung maksimal, peningkatan daya tahan kardiovaskular, dan peningkatan kekuatan otot. Selain itu, para peserta juga melaporkan peningkatan dalam kesejahteraan mental dan emosional, serta peningkatan motivasi untuk tetap aktif secara fisik. Meskipun penelitian ini menunjukkan hasil yang positif, perlu diingat bahwa hasilnya dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk frekuensi, intensitas, dan durasi latihan, serta kebugaran awal individu. Oleh karena itu, disarankan untuk mengikuti program Zumba dengan konsistensi dan melakukan evaluasi terhadap kebugaran secara berkala untuk memantau perkembangan. Dalam kesimpulan, model latihan Zumba dapat menjadi pilihan yang efektif dan menyenangkan bagi pemula yang ingin meningkatkan tingkat kebugaran mereka.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/251 ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN ATLET PANJAT TEBING MELALUI SURVEI TES ROCKPORT WALK TEST 2024-04-26T06:03:06+00:00 Astuti Rahayu astutirahayu97@gmail.com <p>Kebugaran fisik adalah faktor penting dalam performa atlet panjat tebing dalam menaklukkan rute-rute yang sulit dan menantang. Tes Rockport Walk Test telah digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur kebugaran kardiorespirasi atlet dengan memonitor denyut jantung selama aktivitas jalan cepat. Namun, penelitian yang secara khusus mengkaji tingkat kebugaran atlet panjat tebing dengan menggunakan tes ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebugaran atlet panjat tebing melalui survei tes Rockport Walk Test. Metode ini melibatkan pengumpulan data denyut jantung atlet selama tes jalan cepat, serta analisis data untuk mengevaluasi kebugaran kardiorespirasi mereka. Hasil analisis menunjukkan bahwa tes Rockport Walk Test dapat memberikan gambaran yang akurat tentang tingkat kebugaran atlet panjat tebing. Temuan ini memiliki implikasi penting dalam pengembangan program latihan yang lebih efektif untuk meningkatkan kebugaran fisik atlet panjat tebing. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kebugaran kardiorespirasi atlet, diharapkan dapat dikembangkan strategi latihan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing atlet. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor lain yang memengaruhi kebugaran atlet panjat tebing, seperti intensitas latihan, pola makan, dan faktor-faktor lainnya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman tentang kebugaran atlet panjat tebing dan dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang memengaruhi kebugaran fisik mereka.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/260 ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN ATLET CROSSFIT MELALUI SURVEI TES 5-MINUTE BURPEE TEST 2024-04-26T06:31:31+00:00 Fajar Setiawan fajarsetiawan@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tingkat kebugaran pada atlet CrossFit melalui survei tes 5-Minute Burpee Test. Metode tes ini digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran kardiorespirasi, kekuatan, dan daya tahan otot pada atlet CrossFit. Dengan melibatkan sejumlah atlet CrossFit yang telah berlatih secara rutin, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tingkat kebugaran dan faktor-faktor yang memengaruhinya pada populasi ini. Kajian pustaka menunjukkan bahwa tes 5-Minute Burpee Test telah digunakan secara luas dalam mengukur kebugaran pada atlet CrossFit. Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa hasil tes ini dapat memberikan gambaran yang akurat tentang tingkat kebugaran atlet, serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola dan tren kebugaran di antara mereka. Namun, penelitian yang mendalam tentang analisis kebugaran dengan metode ini masih terbatas, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami tingkat kebugaran atlet CrossFit. Hasil pembahasan dari kajian literatur menunjukkan bahwa tes 5-Minute Burpee Test dapat menjadi alternatif yang efektif dalam mengukur kebugaran atlet CrossFit. Tes ini dapat memberikan informasi yang berharga tentang tingkat kebugaran kardiorespirasi, kekuatan, dan daya tahan otot pada atlet. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tingkat kebugaran pada atlet CrossFit dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta dapat menjadi dasar untuk pengembangan program latihan yang lebih efektif dalam meningkatkan kebugaran atlet CrossFit.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/259 STUDI KOMPARATIF: TINGKAT KEBUGARAN ANTARA ATLET LONCAT INDAH DAN ATLET RENANG SYNCHRONISED DENGAN METODE TES COOPER 2024-04-26T06:27:45+00:00 Sari Fitriani sarifitriani98@gmail.com <p>Kebugaran fisik adalah faktor penting dalam prestasi atletik di berbagai cabang olahraga. Studi ini bertujuan untuk membandingkan tingkat kebugaran antara atlet loncat indah dan atlet renang synchronized menggunakan metode tes Cooper. Atlet loncat indah mengandalkan kekuatan, koordinasi, dan fleksibilitas untuk melakukan gerakan artistik di udara dan dalam air, sementara atlet renang synchronized membutuhkan kekuatan, daya tahan, dan koordinasi untuk melakukan rutinitas terkoordinasi di dalam air. Metode tes Cooper digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran kardiorespirasi dengan melakukan lari selama 12 menit untuk mencapai jarak sejauh mungkin. Tes ini memberikan gambaran tentang kapasitas aerobik atlet. Dalam studi ini, kami mengukur jarak yang dicapai oleh atlet loncat indah dan atlet renang synchronized selama tes Cooper untuk membandingkan tingkat kebugaran kardiorespirasi mereka. Hasil studi menunjukkan bahwa atlet loncat indah memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi yang lebih tinggi dibandingkan atlet renang synchronized. Hal ini mungkin disebabkan oleh karakteristik latihan dan persiapan fisik yang berbeda antara kedua cabang olahraga ini. Temuan ini memberikan wawasan yang berharga tentang kebutuhan kebugaran dalam loncat indah dan renang synchronized. Studi ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang kebugaran atlet dalam cabang olahraga yang membutuhkan kekuatan dan koordinasi yang tinggi. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang program latihan yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kebugaran atlet loncat indah dan renang synchronized. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan kebugaran dalam olahraga ini, pelatih dapat mengembangkan strategi latihan yang lebih tepat dan terarah untuk meningkatkan performa atlet.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/258 PENGARUH MODEL LATIHAN PARKOUR TERHADAP PENINGKATAN TINGKAT KEBUGARAN PADA REMAJA 2024-04-26T06:26:25+00:00 Joko Santoso jokosantoso@gmail.com <p>Parkour adalah jenis latihan fisik yang melibatkan gerakan-gerakan kompleks seperti melompat, berlari, dan memanjat dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai tempat latihan. Latihan ini menuntut kekuatan fisik, keterampilan motorik, koordinasi, dan ketahanan. Pada remaja, latihan parkour dapat menjadi pilihan yang menarik untuk meningkatkan kebugaran dan keterampilan motorik mereka. Studi menunjukkan bahwa parkour dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan remaja dalam berolahraga. Aktivitas yang menantang seperti parkour dapat membantu remaja mengatasi rasa bosan dan meningkatkan minat mereka terhadap aktivitas fisik. Latihan parkour juga dapat membantu remaja meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, kekuatan otot, dan koordinasi. Dengan melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan tubuh secara keseluruhan, parkour dapat membantu meningkatkan daya tahan fisik dan mengoptimalkan fungsi jantung dan paru-paru. Partisipasi dalam olahraga dan aktivitas fisik pada masa remaja dapat membantu mencegah obesitas, meningkatkan kesehatan mental, dan mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes di kemudian hari. Oleh karena itu, mempromosikan kegiatan seperti parkour dapat memiliki dampak positif yang besar pada kesehatan dan kesejahteraan remaja. Namun, perlu diperhatikan faktor keselamatan dalam melaksanakan latihan parkour. Pelatihan yang tepat dan pengawasan yang cermat diperlukan untuk memastikan bahwa remaja dapat berlatih parkour dengan aman dan efektif. Dengan demikian, parkour dapat menjadi alternatif yang menarik dan efektif untuk meningkatkan kebugaran dan keterampilan motorik pada remaja.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/257 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL LATIHAN FLEXIBILITY TRAINING DAN YOGA DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS DAN KEBUGARAN 2024-04-26T06:21:22+00:00 Sinta Ramadhani sintaramadhani546@gmail.com <p>Fleksibilitas dan kebugaran kardiorespirasi merupakan komponen penting dalam kesehatan dan performa fisik. Fleksibilitas yang baik dapat meningkatkan rentang gerak sendi dan mengurangi risiko cedera, sementara kebugaran kardiorespirasi berkontribusi pada daya tahan tubuh. Model latihan yang sering digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kebugaran adalah flexibility training dan yoga. Flexibility training adalah latihan yang bertujuan meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi melalui gerakan peregangan statis dan dinamis. Di sisi lain, yoga adalah praktik yang melibatkan gerakan fisik, pernapasan, dan meditasi untuk meningkatkan fleksibilitas, keseimbangan, dan kesejahteraan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa yoga dapat meningkatkan fleksibilitas, kebugaran kardiorespirasi, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa flexibility training memiliki manfaat serupa dalam meningkatkan fleksibilitas dan kebugaran, terutama dalam meningkatkan rentang gerak sendi dan mengurangi kekakuan otot. Perbandingan efektivitas kedua model latihan ini dalam meningkatkan fleksibilitas dan kebugaran masih menjadi topik penelitian yang menarik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami perbedaan antara keduanya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan efektivitas masing-masing model latihan, dapat dikembangkan program latihan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/256 EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN PADA PEMAIN BASEBALL DENGAN METODE TES TREADMILL TEST 2024-04-26T06:19:51+00:00 Bambang Santoso bambangsantoso986@gmail.com <p>Evaluasi tingkat kebugaran pada pemain baseball adalah bagian integral dari pemantauan kesehatan dan performa atlet. Metode tes treadmill test telah menjadi salah satu pendekatan yang umum digunakan untuk menilai tingkat kebugaran fisik atlet, termasuk pemain baseball. Tes treadmill test memanfaatkan treadmill atau alat lari bergerak untuk mengukur berbagai parameter fisik, seperti VO2 max, kecepatan maksimum, dan denyut jantung maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kebugaran pada pemain baseball dengan menggunakan metode tes treadmill test. Evaluasi kebugaran fisik merupakan faktor penting dalam merancang program latihan yang efektif untuk meningkatkan performa atlet di lapangan. Dengan mengetahui tingkat kebugaran fisik pemain baseball, pelatih dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan merancang latihan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan tim. Hasil evaluasi kebugaran fisik juga dapat membantu pelatih dan staf medis dalam memantau perkembangan pemain selama musim kompetisi dan off-season. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, pelatih dapat mengidentifikasi perubahan dalam tingkat kebugaran pemain dan mengadaptasi program latihan sesuai dengan kebutuhan individu. Meskipun demikian, penting untuk memperhatikan bahwa tes treadmill test memiliki batasan. Faktor seperti kelelahan atau kurangnya motivasi dapat memengaruhi hasil tes dan mengurangi akurasi evaluasi kebugaran fisik. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa tes dilakukan dalam kondisi yang optimal dan diawasi oleh personel yang berpengalaman.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/255 [1] R. Marsheilla, R. A. Nugroho, and A. Arifai, “Pengaruh Metode Drill Terhadap Peningkatan Keterampilan Servis Panjang Bulu Tangkis Pada Atlet PB Macan Tunggal,” Jendela Olahraga, vol. 8, no. 2, pp. 113–121, 2023. [2] R. Yuliandra, “Peran Filsafat Olahr 2024-04-26T06:09:13+00:00 Nita Agustina nitaagustina@gmail.com <p>Model latihan functional fitness telah menjadi topik penelitian yang menarik dalam konteks kebugaran wanita hamil. Kebugaran selama kehamilan penting untuk kesejahteraan ibu dan perkembangan janin. Tujuan dari studi ini adalah untuk menyelidiki pengaruh model latihan functional fitness terhadap peningkatan tingkat kebugaran pada wanita hamil. Metode penelitian ini melibatkan tinjauan terhadap literatur ilmiah yang relevan, termasuk studi kasus, penelitian empiris, dan artikel ilmiah terkait lainnya. Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa latihan functional fitness dapat memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan kebugaran pada wanita hamil. Latihan fungsional yang terfokus pada gerakan fungsional seperti squat, lunge, push-up, dan pull-up dapat meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas. Selain itu, latihan ini juga dapat membantu dalam mempertahankan berat badan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan mental. Namun, perlu diingat bahwa setiap wanita hamil memiliki kondisi yang unik, dan latihan fungsional harus disesuaikan dengan kondisi individu dan trimester kehamilan. Konsultasi dengan profesional kesehatan seperti dokter atau ahli kebugaran sebelum memulai program latihan sangat dianjurkan. Selain itu, pemantauan terus menerus terhadap perkembangan kehamilan dan respons tubuh terhadap latihan juga penting untuk memastikan keselamatan dan efektivitas latihan. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, latihan functional fitness dapat menjadi pilihan yang aman dan efektif untuk meningkatkan kebugaran pada wanita hamil. Diharapkan bahwa hasil kajian ini dapat memberikan panduan yang berguna bagi wanita hamil dan profesional kesehatan dalam merancang program latihan yang sesuai untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran selama masa kehamilan.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/254 ANALISIS PENGARUH MODEL LATIHAN FUNCTIONAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN DAN KESEIMBANGAN TUBUH 2024-04-26T06:07:53+00:00 Galang Setiawan galangsetiawan@gmail.com <p>Martial arts atau seni bela diri merupakan latihan fisik dan mental yang dapat meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model latihan martial arts terhadap peningkatan kebugaran dan kekuatan tubuh, serta untuk memahami faktor-faktor yang membuat model latihan ini efektif dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental atlet. Model latihan martial arts menekankan kombinasi antara latihan fisik dan mental. Latihan fisik meliputi pukulan, tendangan, dan gerakan khusus seni bela diri, yang dapat meningkatkan kekuatan otot dan kebugaran kardiovaskular. Sementara itu, latihan mental seperti konsentrasi, fokus, dan kontrol emosi dapat meningkatkan keseimbangan dan kekuatan mental atlet. Latihan dalam martial arts juga bersifat fungsional, yang dapat meningkatkan kekuatan dan kebugaran tubuh secara holistik. Misalnya, latihan mengangkat atau melempar lawan dalam judo atau jujitsu tidak hanya melatih kekuatan otot, tetapi juga memperbaiki koordinasi, keseimbangan, dan fleksibilitas. Pengaruh model latihan martial arts juga terlihat dari peningkatan disiplin dan mentalitas positif pada atlet. Latihan yang intens dan konsisten dalam seni bela diri dapat membentuk karakter yang kuat dan memiliki ketahanan mental yang tinggi, yang juga berkontribusi pada peningkatan kebugaran dan kekuatan tubuh secara keseluruhan. Analisis ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh model latihan martial arts terhadap kebugaran dan kekuatan tubuh. Dengan memahami faktor-faktor yang membuat model latihan ini efektif, dapat dikembangkan program latihan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan atlet dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental mereka.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/253 SURVEI TINGKAT KEBUGARAN PADA ATLET KARATE DENGAN METODE TES 1.000-METER RUN 2024-04-26T06:06:21+00:00 Rina Amelia rinaamelia846@gmail.com <p>Survei tingkat kebugaran pada atlet karate merupakan langkah penting dalam evaluasi kesiapan fisik mereka. Salah satu metode yang umum digunakan adalah Tes 1.000-Meter Run, yang menilai daya tahan kardiorespirasi atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara hasil tes 1.000-Meter Run dengan performa atlet karate dalam pertandingan. Metode penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber literatur terkait, termasuk studi kasus, penelitian empiris, dan artikel ilmiah terkait lainnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa tes 1.000-Meter Run dapat menjadi prediktor yang baik untuk menilai tingkat kebugaran fisik atlet karate. Hasil tes ini memberikan gambaran tentang kemampuan aerobik atlet, yang penting dalam pertandingan karate yang membutuhkan aktivitas fisik yang intens. Meskipun demikian, hasil tes ini juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti teknik lari, strategi perlombaan, dan faktor psikologis atlet. Dalam konteks pelatihan, hasil tes 1.000-Meter Run dapat menjadi panduan bagi pelatih dalam mengembangkan program latihan yang sesuai dengan kebutuhan fisik atlet karate. Selain itu, hasil tes ini juga dapat membantu atlet dalam memantau perkembangan kebugaran fisik mereka seiring waktu. Namun, perlu diingat bahwa hasil tes ini sebaiknya digunakan sebagai salah satu indikator dalam evaluasi kebugaran atlet karate, dan tidak boleh menjadi satu-satunya penentu kebugaran mereka. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara hasil tes 1.000-Meter Run dengan performa dalam pertandingan karate dapat memberikan wawasan yang lebih dalam bagi pelatih dan atlet dalam meningkatkan kesiapan fisik mereka. Dengan demikian, survei tingkat kebugaran dengan metode tes 1.000-Meter Run memiliki nilai penting dalam evaluasi kebugaran fisik atlet karate.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/252 EFEKTIVITAS MODEL LATIHAN TRX TRAINING DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN DAN KEBUGARAN OTOT INTI 2024-04-26T06:04:35+00:00 Irfan Ramadhan irfanramadhan734@gmail.com <p>TRX Training telah menjadi metode latihan yang populer untuk meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot inti. Metode ini menggunakan alat berupa tali yang dapat disesuaikan panjangnya untuk melatih berbagai kelompok otot tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang efektivitas TRX Training dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot inti. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai sumber yang relevan dengan topik ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TRX Training efektif dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot inti. Salah satu keunggulan utama TRX Training adalah kemampuannya untuk melibatkan banyak kelompok otot sekaligus, termasuk otot inti, lengan, bahu, dada, dan punggung. Hal ini membuat TRX Training menjadi pilihan yang efisien untuk meningkatkan kekuatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan. Selain itu, TRX Training juga dapat disesuaikan dengan berbagai tingkat kebugaran dan kekuatan. Dengan mengubah posisi tubuh atau panjang tali TRX, intensitas latihan dapat disesuaikan untuk pemula hingga atlet profesional. Hal ini membuat TRX Training dapat digunakan oleh berbagai kalangan dan memberikan hasil yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa TRX Training dapat meningkatkan stabilitas otot inti lebih baik daripada latihan konvensional. Hal ini disebabkan oleh karakteristik latihan dengan TRX yang melibatkan lebih banyak otot stabilisator, sehingga otot inti bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan tubuh. Dengan demikian, TRX Training adalah metode latihan yang efektif dalam meningkatkan kekuatan dan kebugaran otot inti. Metode ini dapat digunakan oleh berbagai kalangan untuk meningkatkan performa fisik secara menyeluruh.</p> 2024-04-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Edukasimu